0

Langkah-langkah Penelitian

Rabu, 12 Maret 2014

1.        Judul Penelitian
Analisis Quality of Service dan Efisiensi Energi Protokol Zigbee Pada Jaringan Sensor Nirkabel.

2.        Latar Belakang Masalah
Zigbee merupakan salah satu protokol jaringan yang membutuhkan daya rendah dibandingkan protokol jaringan lainnya seperti WiFi ataupun bluetooth, yang dapat dimanfaatkan untuk komunikasi data dengan kapasitas kecil. Protokol zigbee sangat cocok digunakan dalam jaringan sensor nirkabel, karena perangkat sensor menggunakan catu daya batere yang memiliki energi terbatas, dan zigbee mampu mengatasinya dengan kelebihannya akan keefisienan dayanya. Namun dalam suatu sistem untuk mendeteksi adanya bencana kebakaran seperti itu diperlukan komunikasi jaringan secara berkala dan realtime agar sistem tersebut dapat berfungsi maksimal. Sedangkan konsumsi energi semakin lama akan semakin bertambah dengan berjalannya waktu, maka efisiensi energi dapat dilakukan agar sumber daya dapat bertahan dalam waktu yang jauh lebih lama, karena dalam komunikasi nirkabel penghematan daya merupakan sesuatu yang sangat penting.
Di lain sisi, kinerja jaringan area personal (WPAN) akan lebih optimal jika parameter-parameter jaringan WPAN sesuai dengan kondisi lingkungan dan peralatan. Dalam penelitian ini juga akan menganalisa tentang beberapa parameter jaringan seperti throughput, packet loss dan delay untuk meningkatkan kinerja jaringan zigbee untuk sistem deteksi kebakaran, yang nantinya akan disimulasikan dalam beberapa metode.

3.        Studi Literatur
Berdasarkan tema tugas akhir sebelumnya, yang menganalisis jarak jangkauan zigbee dari node koordinator ke node sensor dengan kondisi tanpa penghalang / loss, didapatkan jarak maksimum yaitu 80 meter. Di mana jauh lebih rendah dibandingkan data yang tertera pada datasheet yaitu 120 meter, hal tersebut terjadi karena adanya fading yang disebabkan oleh keadaan lingkungan di sekitar. Sedangkan apabila diberi satu penghalang tembok setebal 15 cm maka jarak jangkau maksimum menjadi berkurang yaitu 50 meter. Dan bila penghalang semakin tebal dan dalam jumlah yang lebih banyak maka RSSI akan semakin melemah, dan jarak jangkau zigbee akan semakin sempit (Sujaya Aga, 2013)
Dalam tugas akhir lainnya pun membahas kinerja jaringan zigbee berdasarkan analisa penghematan energinya. Dalam protokol 802.15.4 (Zigbee) terdapat beberapa mode dalam proses transmisi datanya, yaitu mode beacon, mode beacon dengan inactive slot, dan mode non-beacon. Dengan adanya mode beacon, node device dapat mematikan sistem radionya (idle) selama mungkin dan hanya aktif jika ada proses pengiriman paket pesan. Dari hasil simulasi menggunakan sofware NS-2 dapat dijelaskan bahwa pada saat interval pengiriman pesan 1 detik pada topologi 2 node dengan 1 gateway, mode beacon memiliki nilai throughput 6,51 % lebih besar dari pada mode non-beacon dan nilai throughput pada mode inactive slot lebih kecil 43,28 % dari pada mode non-beacon. sedangkan pada interval pengiriman pesan 10
detik nilai delay pada mode beacon 1,85 % lebih lama dari pada mode non-beacon dan nilai delay pada inactive slot lebih besar 90,06 % lebih lama dari pada mode non-beacon. Pada interval pengiriman pesan 1 detik, nilai konsumsi energi pada mode beacon lebih besar 55,86 % dari pada mode non-beacon dan nilai konsumsi energi pada mode inactive slot lebih besar 24,57 % dari pada mode non-beacon. Pada topologi star 3, 5, 10 dan 15 node device, nilai throughput akan terus menurun, nilai delay yang akan semakin bertambah lama, dan konsumsi energi yang akan terus meningkat sesuai dengan bertambahnya node device. Pada mode inactive slot akan memiliki drop paket yang banyak pada saat trafik dalam keadaan padat, sedangkan mode non-beacon memiliki banyak paket drop pada saat trafik dalam keadaan tidak terlalu padat (Septyantono dan Arizal, 2013).

4.        Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
a.         Bagaimana mendesain sebuah sistem monitoring suhu berbasis jaringan sensor nirkabel?
b.        Apa saja parameter yang mempengaruhi penghematan energi pada jaringan zigbee?
c.         Bagaimana delay dan packet loss dapat diminimalisir agar kinerja jaringan lebih optimal?
d.        Bagaimana nilai throughput pada jaringan dapat ditingkatkan?
4.        Kerangka Pemikiran
Sebuah sistem yang berbasis jaringan sensor nirkabel selalu mempunyai keterbatasan energi, maka dibutuhkan kemampuan low consumption power dari protokol zigbee dalam pengiriman datanya yang sekaligus dapat menutupi masalah tersebut. Sumber daya menjadi faktor terpenting agar sistem berfungsi maksimal. Dengan adanya sumber energi berupa batere dengan spesifikasi tertentu yang mampu mencatu daya yang akan digunakan oleh sebuah node pengirim dan node penerima. Semakin besar jarak antara node pengirim dan penerima (dalam hal ini komunikasi point-to-point) maka semakin besar pula daya yang diperlukan pengirim untuk memancarkan sinyal berisi informasi menuju node penerima. Selain itu, besar data atau payload dan besarnya data rate juga berbanding terbalik dengan besar konsumsi daya. Apabila payload dan data rate diperbesar maka jumlah daya yang dibutuhkan pada node pengirim akan bertambah.

5.        Hipotesis
a.         Sumber daya berupa batere dapat digunakan lebih efisien dengan mengoptimalkan:
·         Jarak antar node
·         Besar data yang dikirim
·         Data rate
·         Interval pengiriman data
b.     Parameter kualitas kinerja jaringan nirkabel seperti throughput, delay dan packet lost didapat dengan hasil optimal dengan cara mengatur:
·         Besar data yang dikirim
·         Data rate
·         Mode pengiriman paket

6.        Pengujian Hipotesis
Pada pengujian penghematan energi, dapat dilakukan dengan menentukan jarak, besar data yang dikirim, data rate, dan interval pengiriman data, yang dapat diubah-ubah (sesuai skenario) untuk mendapatkan nilai besaran energi yang seminimal mungkin. Besarnya energi (batere) sendiri dapat dihitung dengan rumus : 
𝑜𝑙𝑡𝑎𝑛𝑖 dihitung dengan rumus : ngkin. besarnya gan tersebut dengan rumus berikut ini:
Nilai energi dihitung setelah sistem bekerja (melakukan komunikasi) dalam jangka waktu tertentu, misalnya saya ambil enam jam.
Sedangkan pada pengujian kualitas kinerja jaringan zigbee yang dianalisa berdasarkan QoS-nya (dalam hal ini menentukan besar delay, throughput, dan packet loss), dapat dilakukan dengan menghitung besaran parameter-parameter tersebut dengan rumus berikut ini: